Bukittinggi

Milenial Harus Berani Terjun Ke Bidang Ekonomi Kreatif

Bukittinggi – Usia muda tidak membuat milenial Kota Bukittinggi ini berpangku tangan dan menjadi generasi rebahan. Bahkan setelah terdampak akibat pandemi Covid-19 yang telah “menutup” usahanya yang lalu, membuatnya harus memutar otak untuk tetap harus bekerja dengan modal sangat minim.

Namanya Wicky Anggeao (26) yang akrab disapa Wicky adalah salah satu generasi muda Bukittinggi yang memilih terjun ke dunia Ekraf dengan berjualan ayam goreng dengan modal yang sangat minim. Dengan sisa uang yang hanya Rp.200.000 dan meminjam alat masak punya orang tuanya, Wicky memberanikan diri memulai usaha jualan ayam goreng.

“Dulunya sebelum pandemi saya memiliki pekerjaan lain. Namun waktu pandemi melanda, pekerjaan yang saya tekuni terdampak sehingga saya tidak bisa lanjut di pekerjaan tersebut. Akibatnya keuangan yang saya miliki terus menipis. Disinilah saya mulai berfikir apa yang harus saya lakukan agar bisa bertahan dalam situasi yang tidak pasti tersebut. Setelah berfikir panjang, saya putuskan untuk buka usaha ayam goreng” jelas Wicky.

“Awalnya saya sempat takut karena sisa uang yang hanya tinggal Rp.200.000 memulai usaha ayam goreng. Pertimbangan jika tidak laku sudah pasti ada. Belum lagi peralatan masak juga tidak punya. Tapi saya dengan Bismillah tetap melanjutkan rencana saya berjualan ayam goreng” ucap Wicky kepada Bukittinggi dot Info.

“Kebetulan saya sendiri memang suka masak. Jadi saya coba pinjam alat masak dari orang tua dan uang saya belikan ke bahan masakan seperti ayam dan bumbu-bumbunya. Alhamdulillah, secara berangsur-angsur usaha yang saya lakukan membuahkan hasil” sambungnya.

Baca Juga  Sat PamObvit Polresta Bukittinggi Resmi Dikukuhkan

“Yang dulunya hanya dengan modal Rp.200.000 dan peralatan meminjam, sekarang omset yang saya dapatkan sudah berjumlah jutaan. Walaupun jumlahnya belum sebesar pelaku usaha ayam goreng lainnya” sambungnya lagi.

“Untuk strategi marketing sendiri saya menggunakan cara yang saya dapatkan dari berbagai pelatihan yang dulu pernah saya ikuti. Saya tidak menjual ayam goreng dengan saus instan seperti yang banyak dijual orang. Tapi saya menggunakan sambal dengan racikan sendiri untuk menonjolkan ciri khas produk saya. Ini salah satu yang membedakan ayam goreng saya dengan ayam goreng lainnya. Produk Ayam Goreng yang dijualpun tidak hanya bisa ditemukan di outlet milik saya, tetapi beberapa kali saya pernah menjadikan produk saya menjadi menu prasmanan pada pesta pernikahan” lanjutnya.

ayam goreng ag

“Seiring perjalanan waktu, produk yang saya jual dibuat brand sendiri agar menjadi ciri khas. Akhirnya saya gunakan nama Ayam Goreng AG. Saat ini saya sedang mendaftarkan nama tersebut untuk hak patennya. Ini penting dilakukan sebagai pelaku usaha” ujar Wicky melanjutkan.

“Menurut saya, generasi millenial harus berani terjun ke dunia industri ekonomi kreatif. Karena jika terjun ke ekonomi kreatif maka andalah bosnya. Jangan jadikan usia muda sebagai masa bergantung kepada orang tua, jangan jadi generasi rebahan. Jika memulai usaha, tidak harus bermodal besar, cukup dengan manfaatkan apa yang ada, kita sudah bisa memulai usaha” ucapnya.

Baca Juga  Pokdar Kamtibmas Polresta Bukittinggi Ikut Membantu Menyelesaikan Masalah Anak Sekolah Tertangkap Tangan Melakukan Pencurian

“Masa muda manfaatkan untuk memulai hal kecil yang nantinya bisa jadi besar. Ciptakan ide-ide kreatif agar bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. Jika ini dilakukan, saya yakin ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan naik dan tidak bergantung kepada pihak lainnya” tutup Wicky Anggeao (Angah)